Halo, kembali lagi di edisi sangat naratif dalam blog ini; di mana blog ini akan berfungsi seperti bagaimana mestinya, sebagai saluran curahan hati sang empunya blog. Kali ini ada satu hal yang sangat ingin gue bahas: negasi. Bagi gue, negasi adalah mimpi buruk. Negasi adalah kebalikan dari segala harap yang dibangun, kebalikan dari semua yang sudah dipersiapkan, atau mimpi indah yang tidak kesampaian. Negasi.
Memang, manusia bisa selalu berencana dan Tuhan yang menentukan. Tapi entah kenapa, kecenderungannya adalah: ketentuan yang dibuat Tuhan biasanya adalah negasi dari yang kita inginkan. Sebagai contoh mudah, "Aduh, Tuhan, hari ini cerah dong. Aku mau pergi ketemu cem-ceman nih di Bekasi. Jauh, Tuhan." Tiba-tiba.. Jdarrr! Hujan deras. Artinya, tidak cerah. Lalu kesempatan lain lagi, "Tuhan, matkul ini neraka banget, deh! Udah belajar mati-matian kok masih gabisa ya? Biarin deh cuman lolos, yang penting lulus." Hasilnya? Tetap tidak lulus. *sigh*
Lalu apa, Tit, yang terjadi di kehidupanlo sampai lo tegel bernarasi soal negasi malam ini di bloglo? Well, let's just say that my oh-so-ftv-or-teenlit-kind-of-life is heading to some lame scenario of a negation of every hope I hope for.
Shitty, eh? Yasudahlah, ya. Kita memang harus selalu legowo soal hal beginian. Lagian, satu yang gue percaya, setiap Tuhan memutar jalan hidup kita.. Tuhan menyiapkan 'kejutan' menyenangkan. Kadang-kadang 'si kejutan' tidak mesti jadi milik kita; hanya teaser atau dengan kata lain, kita hanya diizinkan untuk "menikmati" tanpa harus "memilikinya" - apapun itu, gue masih percaya: ada keselamatan di balik rencana-Nya.
No comments:
Post a Comment