Sunday, 17 October 2010

An Explosion in Disguise

Kira-kira gimana ya rasanya kalo dalam seminggu berkali-kali ditolak kehadirannya, ditolak perhatiannya, ditunda rindunya, dan disapa sama mesin penjawab telepon?

Gimana ya rasanya selalu mampu nyempetin waktu tapi orang lain belom tentu punya waktu buat dia?

Wah, emang enak ya dianggap sepele?

Kayaknya enak. Toh, yang ngerasa masih mampu ngetik ini, kan?

Friday, 15 October 2010

Gumaman

Tanpa Lara, saya masih bisa seseksi Croft.
Tanpa kamu, saya masih punya tugas.
Ya jadian aja sonoh sama tugas, Tit. #eits

Thursday, 14 October 2010

Tapi

Tapi jangan-jangan saya memang robot. Coba lihat betapa tahan banting dan semua jerih payahnya yang nyata dan sudah ada hasilnya itu dibayar dengan harapan saja sudah senang. Hebat. Dasar robot!

Dari jauh..

saya hanya bisa bergumam, "Alhamdulillah. Tuhan berkati."

Doa

Kalau Tuhan berkenan, besok pagi tolong buat saya jadi robot. Saya ingin ikhlas disuruh menunggu tanpa jemu. Saya ingin ikhlas membantu tanpa ragu sesuai kebutuhan. Saya ingin ikhlas melakukan banyak hal tanpa ada penghargaan, atau sekedar rasa terimakasih. Saya ingin ikhlas, kalau ada yang menyakiti saya, jadi ia tidak perlu minta maaf.. atau saya tidak perlu memohon sampai ia minta maaf.

Lebih mulia jadi robot, Tuhan. Selalu ikhlas. Amin.

Thursday, 7 October 2010

Kenapa puisi?

Karena 140 karakter itu sekarang jadi mata pisau. Lalu, dengan serta merta, tanpa memandang apakah itu fiksi atau fakta, atau sekedar ocehan, atau berita, siapapun yang membaca akan merasa itu amaran.

Ya sudah, puisi saja. Kan multitafsir. P1-nya siapa, P2-nya siapa kan ya nggak jelas. Ya kan? (:

Puisi Maaf

Banyak salah, lalu marah, jadinya susah
Bikin salah, lalu marah, orang jadi susah
Aku marah, padahal salah, kita jadi susah
Kamu susah, aku malah marah, ya jelas itu salah

Maaf.

Bila nanti kau cari aku..

Bila nanti kau sudah jenuh dengan jenuh,
aku akan ada di sana ketika kau membuka pintu.

Bila nanti kau lelah dengan kelelahan,
kedua tanganku akan sigap memelukmu, dan senyumku yang akan menyambutmu.

Bila nanti kau terdiam dan hampa menyapamu,
aku hanya akan sejauh rindu.

Bila nanti kau cari aku,
mungkin saat itu aku sudah berhenti mencarimu.

Bukan karena aku lelah menunggumu mencari aku,
tapi karena aku tidak pernah meninggalkan sisimu.

Kalau Tuhan itu ada..

...maka cinta itu bukan mitos belaka.

Tuesday, 5 October 2010

Untuk Kekasih

Malam menjawab kekhawatiran kita akan dingin yang menusuk dan lolongan anjing yang menyabik takut kita.
Lalu pagi datang tanpa bisa menanti, membawa pisau-pisau kecil dari angkasa.
Malam terlalu sunyi, kita berdua takut merindu karena ruang yang berbatas dan waktu yang terbuang sia-sia.
Pagi terlalu gelap, dan nada-nada sumbang penuh puisi kembali lagi mencoba mengoyak rasa yang ingin kita lupakan.

Malam-malam getsemani kita sudah lewat, namun kini tinggal pagi-pagi melankolia.
Aku sendirian menatap nanar pada pagi.
Seiring senyum dan gumam bisu: aku akan terus mencintaimu.