Tuesday 13 October 2009

Untukmu

Untuk Yang Namanya Tidak Lagi Gue Sebut, lo inget lagu ini?

"Kita
adalah kata yang terlambat tercipta
yang semestinya yang tak terjadi
dan cinta
ialah rasa yang pertama dan terakhir
‘tuk meragum kerinduan, kepasrahan dan maafku..."

Lagu ini keputer lagi di playlist gue. Gue tau cerita kita udah selese sebelum semuanya dimulai. Gue juga tau, kita punya hidup kita masing-masing-dan walaupun lo masih deket sama temen2 gue, toh lo gapernah liat gue, walaupun gue di depanlo.

Gue udah lupa samalo. Banyak yang lebih gentle darilo. Banyak yang lebih tau kapan harus menggenggam tangan gue pas gue lagi kuatir atau marah. Banyak yang tau kapan harus senyum, dan kapan harus pasang tampang kuatir.

Tapi malam-malam kayak begini yang membuat gue sedih. Gue ingetlo, gue inget angin malam yang ngebuatlo kuatir sama gue. Gue inget ac mobillo yang nyemburnya nyebelin di muka gue. Gue inget waktu itu gelap banget, sampe mba2 parkiran ngirain lo cewek. Gue simply missing you.

Gue sedih karena satu2nya kebodohan gue adalah jujur samalo. I pushed you away, karena gue masih punya nalar untuk tau mana yang baik dan mana yang salah. Sekarang, mata gue dimanja dengan ribuan keindahan. Tangan gue digenggam orang lain yang sayang sama gue. Tapi? Hati gue tau mana yang gue pilih.

Ya Tuhan, Eli Eli lama sabakhtani?

No comments: