Thursday, 4 February 2010

Kucari Kau

Semua bilang cinta
Tapi yang kutau hanya rasa.

Ada jejak-jejak tapak kecil menyusuri hari yang penuh liku
Bertopang dagu menunggu sang empunya jejak sampai di kalbu,
aku mencari tau makna di balik ragu.

Rasanya bagiku ragu hanya mitos
Sedikit percikan gelombang otak dan hati yang bergetar,
juga pertimbangan akan masa depan yang belum pasti.

Tawa yang pernah membuat kita berlama-lama bercerita,
suatu hari akan membuat aku berlama-lama menjauh.

Menunggu, bosan aku menunggu dan berpangku tangan menopang dagu
Kamu tidak gagu!
Ayo ucapkan sesuatu, bukan bertanya siapa namaku.

Dulu yang katanya cinta berhasil menembus hati serdadu,
yang melayangkan pandangannya pada babu seperti aku,
tapi lalu kita sama-sama meragu.

Sekarang aku kembali jadi priyayi,
menyanyikan lagu-lagu orang suci,
berada di antara pujangga dan orang-orang yang bebas dari kerja rodi.

Tapi..
Mata terpaut pada kalut,
menatap kosong pada laut yang surut,
mencibir pada nyali kita yang sama-sama ciut.

Aku belum berani bilang aku jatuh cinta, bahkan tidak tau juga apa aku suka.
Tidak ada cinta yang begitu sempurna, bahkan suka bukan mutlak.
Aku hanya suka akan adamu, ketika kau mengada.

Tapi (lagi)
Kau di mana?

Kembali aku meracau, "Kucari kau. Di manakah engkau?"

No comments: