Monday, 25 October 2010

What would you do if you were me?

I love you, I took a good care of you, I listened to your problems, help you solve them, waiting for you until you done with your assignment, and this and that.

Then what I get?
Neglected.
Be taken for granted.
Deserted.

..and now you act like THIS? I wonder what would you do if you were me?

Sunday, 24 October 2010

Demi Tuhan Aku Masih Jatuh Cinta

..dan walaupun aku udah mencoba untuk benci dengan keputusanmu, benci dengan keluargamu, benci dengan kamu: hasilnya nihil. Demi Tuhan, aku harus mati biar ini semua bisa lewat.

(Bukan) Pernyataan Sikap

Pernah denger, kan: analogi yang mengatakan,

If someone says, "Not to being bitchy, but.." it means, they still being bitchy, but they just won't admit it.

Sekali lagi, manusia itu penuh kontradiksi. Mau ngomong A, tapi pelaksanaannya B. Sebenarnya Ingin C, malah ngedeketin D. Namanya juga manusia, nggak sempurna. Terkadang, ketidaksempurnaannya itu keterlaluan (:

Well, hari ini gue tidak mau mengklarifikasi apapun. Gue juga nggak mau pura-pura kuat dan menganalisis hal-hal yang baru aja terjadi di kehidupan gue. Hahaha. Gue akhirnya tetap tidak bisa serobot itu. Gue masih punya hati yang baru mati, dan badan yang makin kayak lakban: tipis dan hitam.

Apa yang baru terjadi di kehidupan gue itu, nggak gue sangka jadi wacana di antara temen-temen gw. Ada yang nyinyir, ada yang menghibur, ada juga yang apatis dan malah nyodorin gue rokok (yang ini kurang ajar, udah tau gue gak kuat sama asep rokok; harusnya kalo nawarin itu tiket konser kek, ato kalo mau kesannya ngerusak ya apa kek gitu... Jack D?)

Lalu, reaksi gue apa? Sikap gue apa? Apa??

Sikap gue sekarang sih bersila sempurna dengan martabak manis di pangkuan, kopi di kanan, dan tangan mengetik dengan cepat. Halah. Hahahah. Bukan, bukan. Maksud gue, mungkin saking sakitnya, gue yang biasanya curhat kanan-kiri, mewek setiap hari, dengerin lagu mendayu-dayu, berharap mati, malah nggak begitu.

Sekarang, setiap hari gue tidur lebih cepet, bangun sama cepet, mandi lebih bersih, sikat gigi lebih kenceng, belajar pake eyeliner lebih rapi, ngatur pola makan, ketawa, dengerin Vampire Weekend, ketawa lagi, main kartu, belajar, sama terbelalak. Satu-satu hal galau yang gue lakukan hanya terbelalak. Ya abis, mau ngapain lagi?

Gue udah kehilangan habit, gue keilangan orang yang di luar selera gue, tapi udah jadi my only exception, gue udah ngeluruhin semua ego gue untuk orang ini. Gue takut jatuh cinta (lagi).

Tuesday, 19 October 2010

Ini Namanya Bunuh Diri

Di awal UTS, ketika akan banyak tugas yang menghadang perjalanan gue di kampus, tiba-tiba ada satu permintaan yang membuat gue tercekat di tenggorokan: pisah.

"I'm not surprised, not everything lasts
I've broken my heart so many times, I stopped keeping track
Talk myself in, I talk myself out
I get all worked up, then I let myself down"


Rasanya kayak ditimpuk pake batu, usus berceceran keluar, terus otak meledak. Setidaknya, yang di ujung sana udah menjelaskan semuanya. Terus gimana dong? Hati saya udah ada di dia, selamat pagi manusia kopong yang hatinya sudah bolong.

Aku Masih Jatuh Cinta

Untukmu yang di sana,
yang sempat aku maki kealpaannya,
yang sempat aku sanksikan kehadirannya,
dan yang ternyata sangat aku sayangi.

Selamat malam.
Aku jatuh cinta padamu.

Tuhan yang buat kita satu,
umat-Nya buat hati kita jadi batu.

Selamat malam.
Aku masih jatuh cinta padamu.

Sunday, 17 October 2010

An Explosion in Disguise

Kira-kira gimana ya rasanya kalo dalam seminggu berkali-kali ditolak kehadirannya, ditolak perhatiannya, ditunda rindunya, dan disapa sama mesin penjawab telepon?

Gimana ya rasanya selalu mampu nyempetin waktu tapi orang lain belom tentu punya waktu buat dia?

Wah, emang enak ya dianggap sepele?

Kayaknya enak. Toh, yang ngerasa masih mampu ngetik ini, kan?

Friday, 15 October 2010

Gumaman

Tanpa Lara, saya masih bisa seseksi Croft.
Tanpa kamu, saya masih punya tugas.
Ya jadian aja sonoh sama tugas, Tit. #eits

Thursday, 14 October 2010

Tapi

Tapi jangan-jangan saya memang robot. Coba lihat betapa tahan banting dan semua jerih payahnya yang nyata dan sudah ada hasilnya itu dibayar dengan harapan saja sudah senang. Hebat. Dasar robot!

Dari jauh..

saya hanya bisa bergumam, "Alhamdulillah. Tuhan berkati."

Doa

Kalau Tuhan berkenan, besok pagi tolong buat saya jadi robot. Saya ingin ikhlas disuruh menunggu tanpa jemu. Saya ingin ikhlas membantu tanpa ragu sesuai kebutuhan. Saya ingin ikhlas melakukan banyak hal tanpa ada penghargaan, atau sekedar rasa terimakasih. Saya ingin ikhlas, kalau ada yang menyakiti saya, jadi ia tidak perlu minta maaf.. atau saya tidak perlu memohon sampai ia minta maaf.

Lebih mulia jadi robot, Tuhan. Selalu ikhlas. Amin.

Thursday, 7 October 2010

Kenapa puisi?

Karena 140 karakter itu sekarang jadi mata pisau. Lalu, dengan serta merta, tanpa memandang apakah itu fiksi atau fakta, atau sekedar ocehan, atau berita, siapapun yang membaca akan merasa itu amaran.

Ya sudah, puisi saja. Kan multitafsir. P1-nya siapa, P2-nya siapa kan ya nggak jelas. Ya kan? (:

Puisi Maaf

Banyak salah, lalu marah, jadinya susah
Bikin salah, lalu marah, orang jadi susah
Aku marah, padahal salah, kita jadi susah
Kamu susah, aku malah marah, ya jelas itu salah

Maaf.

Bila nanti kau cari aku..

Bila nanti kau sudah jenuh dengan jenuh,
aku akan ada di sana ketika kau membuka pintu.

Bila nanti kau lelah dengan kelelahan,
kedua tanganku akan sigap memelukmu, dan senyumku yang akan menyambutmu.

Bila nanti kau terdiam dan hampa menyapamu,
aku hanya akan sejauh rindu.

Bila nanti kau cari aku,
mungkin saat itu aku sudah berhenti mencarimu.

Bukan karena aku lelah menunggumu mencari aku,
tapi karena aku tidak pernah meninggalkan sisimu.

Kalau Tuhan itu ada..

...maka cinta itu bukan mitos belaka.

Tuesday, 5 October 2010

Untuk Kekasih

Malam menjawab kekhawatiran kita akan dingin yang menusuk dan lolongan anjing yang menyabik takut kita.
Lalu pagi datang tanpa bisa menanti, membawa pisau-pisau kecil dari angkasa.
Malam terlalu sunyi, kita berdua takut merindu karena ruang yang berbatas dan waktu yang terbuang sia-sia.
Pagi terlalu gelap, dan nada-nada sumbang penuh puisi kembali lagi mencoba mengoyak rasa yang ingin kita lupakan.

Malam-malam getsemani kita sudah lewat, namun kini tinggal pagi-pagi melankolia.
Aku sendirian menatap nanar pada pagi.
Seiring senyum dan gumam bisu: aku akan terus mencintaimu.