Saturday, 27 September 2008

Senjanya Metropolitan

Kala itu senja itu rindu itu ingin itu harap itu dan dia

Boleh aku utarakan lagi?
Jika boleh, akan kuberi pujian dari pujangga
Jika mampu, akan kupinjam sangkakala
Tapi aku hanya punya suara dan mata
Untuk bicara denganmu

Boleh aku merayu lagi?
Jika boleh, aku akan bersolek
Dan memberi ilusi dewata
Tapi aku hanya punya senyuman
yang tulus untukmu

Senja itu kala itu
Dunia tak banyak berubah
Makna tak banyak bergeser
Hanya angin berdesir pelan
Dan senja yang membuka cakrawala
...tanpa suara

Lalu malam menghantar senjanya metropolitan
Insan masih lalu lalang tengah ibukota
Senyum masih menyinggung dan berbincang pun tak henti

Seiring dengan harap akan sang surya esok pagi
Rejeki hari ini aku tutup dalam doa

No comments: