Saturday, 21 November 2009

Ayo Tanya Mengapa

Dia; setiap kali nggak sengaja senyumnya menyapa air muka gue.. Rasanya bunyi ukulele mulai mengalun lembut di kuping gue.

Dia.

Jujur gue nggak tau harus komentar apa. Dia sederhana tapi segalanya. Hening tapi berbicara. Ringan tapi dalam. Kontradiksi sempurna dalam seorang dia.

Mungkinkah ini namanya.. ah! Entahlah (:

Thursday, 12 November 2009

Graduating

Ada banyak tahap dalam ngejalanin kehidupan ini. Nggak ada dua orang-bahkan kembar sekalipun-yang punya tahapan yang sama. Tahap yang gue maksud adalah tahapan perkembangan psikologis, juga kemampuan metafisika.

I begun to fascinated in phylosophical things, God, and human being when I was in kindergarden. Mungkin agak kecepetan bagi sebagian orang, itu yang menyebabkan kehidupan gue sekarang jadi gamang(?)

Pas anak2 Katholik terima jadi upacara khrisma, gue mulai ngulik apa itu Tuhan dan kenapa ada banyak agama. Pas semua anak seumur gue mulai puber, gue malah tertarik mempelajari agama gue lebih dalem dan menelaan satu per satu maksud isi kitab suci. Pas sekarang semua orang seumuran gue udah mulai steady dengan pandangan hidup mereka masing-masing, gue malah mempertanyakan ideologi yang mendasari pemikiran gue, agama apa yang gue anut, Tuhan mana yang gue sembah (atau tidak ada?), dan-jujur-gue juga tertekan karena nampaknya nggak ada orang yang bisa mengerti gue dan take me by the hand lalu rela jadi orang yang gue sayang.

Gue sekarang ada di tahap: berhenti mempertanyakan apa Tuhan itu ada atau nggak; karena gue sadar nggak ada gunanya. Gue juga berhenti menangis(i) hari-hari gue karena ngerasa gue adalah orang yang paling gaberuntung. Selain karena ada orang yang lebih nggak beruntung lagi dari gue, toh gue melihat keenggakberuntungan gue cuman dari satu sisi: I think I'm lonely.

I'm graduating from galau classes. Hehe. Gue capek ngegalau. Gue gaboleh begini. Cuman gara2 tiap hari liat orang senderan di pundak cowoknya dan kalau ujan2 gini liat orang pacaran pelukan di depan mata gue atau ngeliat semua temen gue punya pacar atau gebetan atau apapun sedangkan gue nggak...

Yasudahlah. Barusan lagi gue liat tweetan temen gue tentang pacarnya. Kenapa ya mereka gabisa bersyukur dan keep bragging over it? Yah, gue sekarang gapunya pacar, bahkan gue ditinggal 2 kali sama 2 orang yang berbeda right after gue bilang gue sayang sama mereka. Fuck. Gue punya alasan buat marah sama siapapun yang merancang hidup gue. Tapi buat apa? Tenaga gue udah banyak kebuang. Ngapain gue boros2in lagi?

:)

Monday, 26 October 2009

Tidak Berjudul

Entah saya sehina apa
Tapi mereka pergi ketika saya butuh mengada bersama mereka
Trimakasih untuk waktu yang sekedap

Biarkan malam ini aku mati mengendap
Agar tidak ada rasa salah yang sempat hinggap
di kalian.

Sunday, 25 October 2009

Heart of Glass

Pagi ini, ditemani secangkir kopi sisa kemarin malam dan lirik lagu-lagu di album Good for the Soul-nya Andre Harihandoyo and Sonic People membuat gue mikir: kenapa?

Liriknya mudah dicerna, musiknya santai dan easy listening. Gue makin berasa nyaman di save zone gue di kamar ini. Masalahnya, gue gamungkin berada di sini 24/7. Gue harus menghadapi masalah yang ada di depan mata gue setiap harinya. Gue musti ngadepin breakdown yang membuat gue harus nangis sendirian setiap harinya.

I have no one to share. Sahabat gue sibuk dengan dunia mereka, dan mereka bisa berbagi dengan orang-orang yang mereka sayang. Keluarga gue semalem menawarkan diri jadi tempat cerita, cuman? Mereka cuman denger sepotong terus bilang, "Yang penting kamu tau skala prioritas."

OK. Baiklah. Hanya gue dan internet. Banyak orang yang gue sayang, hampir semua dari mereka gue anggap spesial. Tapi gue? Orang yang terakhir gue sayang sekarang bahkan nggak pernah menyapa gue lagi, orang yang gue pikir mungkin bisa gue sayang suatu hari nanti malah ragu sama gue. Sweet. My life is perfectly falling apart.

Gue sendirian.

Those people with those hearts of glass, why'd you come around and bring me down?

Saturday, 17 October 2009

Life's All About..

this.

Love, hate, finding, losing, happy, sad, knowing, forgetting, letting, things we can't say no to.

I hate to admit that lately I've been childish. Even more than any people I know. I have you, but I can't see. All I see is some pretty-pants far from me; but there's us. Thanks for being us. I love us. Not you, yet.

Maybe tomorrow. Just when you say it too :)

Wednesday, 14 October 2009

Blargh.. Cuih!

"I like that boom boom pow
Them chickens jackin' my style
They try copy my swagger
I'm on that next shit now"

-Black Eyed Peas, Boom Boom Pow

Tuesday, 13 October 2009

Untukmu

Untuk Yang Namanya Tidak Lagi Gue Sebut, lo inget lagu ini?

"Kita
adalah kata yang terlambat tercipta
yang semestinya yang tak terjadi
dan cinta
ialah rasa yang pertama dan terakhir
‘tuk meragum kerinduan, kepasrahan dan maafku..."

Lagu ini keputer lagi di playlist gue. Gue tau cerita kita udah selese sebelum semuanya dimulai. Gue juga tau, kita punya hidup kita masing-masing-dan walaupun lo masih deket sama temen2 gue, toh lo gapernah liat gue, walaupun gue di depanlo.

Gue udah lupa samalo. Banyak yang lebih gentle darilo. Banyak yang lebih tau kapan harus menggenggam tangan gue pas gue lagi kuatir atau marah. Banyak yang tau kapan harus senyum, dan kapan harus pasang tampang kuatir.

Tapi malam-malam kayak begini yang membuat gue sedih. Gue ingetlo, gue inget angin malam yang ngebuatlo kuatir sama gue. Gue inget ac mobillo yang nyemburnya nyebelin di muka gue. Gue inget waktu itu gelap banget, sampe mba2 parkiran ngirain lo cewek. Gue simply missing you.

Gue sedih karena satu2nya kebodohan gue adalah jujur samalo. I pushed you away, karena gue masih punya nalar untuk tau mana yang baik dan mana yang salah. Sekarang, mata gue dimanja dengan ribuan keindahan. Tangan gue digenggam orang lain yang sayang sama gue. Tapi? Hati gue tau mana yang gue pilih.

Ya Tuhan, Eli Eli lama sabakhtani?

Friday, 9 October 2009

Aksi Bungkam

Melangkah selangkah ke belakang,
melihat lebih jeli,
menghela nafas lebih dalam,
menemukan kehampaan dari kenangan,
kekosongan di masa depan,
mulut terkatup: bungkam.

Habis mundur lalu diam sebentar,
memperhatikanmu dengan lebih baik,
semakin tenang dalam hembusan dalam,
merasakan ketidakadaanmu dalam hadirmu,
memilih untuk mengisi masa depan yang masih terhampar luas,
sembari senyum: amnesia padamu.

Aku bungkam, jauh melempar sauh.
Selamanya.

Upil

Upil itu kecil, item, di pojok kamar, ditinggalkan, dilupakan, dianggap nggak ada, sampai nanti jadi kering, dan yang buang pun malu sama keberadaannya yang dulu pernah ada.

Tita itu kecil, item, di pojok kamar, ditinggalkan, dilupakan, dianggap nggak ada, sampai nanti jadi kering, dan yang buang pun malu sama keberadaannya yang dulu pernah ada.

Gue = upil?

Sialan.

Thursday, 1 October 2009

Ketika Nyatanya Begini Adanya

...dan lalu ada rasa dalam hati, suci yang paling hakiki: cinta.

Ketika logika habis dibabat cinta, hanya rela yang tersisa. Rela ketika kita mati dalam hampa; tapi bahagia melihat dia yang bisa senyum kembali.

"Cinta tidak harus memiliki, kan?"
-Gue, 7 tahun yang lalu.

"Iya, cinta tidak harus dimiliki."
-Gue, 7 menit yang lalu.