Entah apa yang sempat dibisikkan malam padamu, yang pasti kamu jadi memutar haluan. Jauh dan terus menjauh dan kemudian menghilang. Menjual mata pada mereka, membuang jauh seorang aku yang masih berusaha mengada untuk ada. Jauh dari berharga, aku mencoba meraih dirimu. Bukan sulit, ternyata mustahil.
Dalam iring ucapan malam, aku tidak meminta, dan berhenti berharap. Biar waktu yang menyatukan kembali serpihan kaca di dada. Kala nanti, aku mau jadi orang pertama yang melihatmu tersenyum. Mungkin bukan untukku, aku hanya mau kamu bahagia.
1 comment:
gw banget nih.... puisinya kamu keren keren euy....
Post a Comment