Apa kabar diriku??? Lama gak nulis blogg, gak berarti lama gak online. Yeahh. Kebiasaan gw yang satu ini (baca: online -red) emang keterlaluan. Itu menurut besties gw di kelas. Hahahah. Kalo enggak gara" ketiduran, pasti gak ngerjain tugas gara" online. Nahh, kebiasaan beredar di dunia maya kayak gini membuat gw jadi pengen serba cepat. Efeknya? Gw benci unsur menunggu dalam suatu proses.
Menunggu menjadi hal yang paling gw benci di dunia ini, selain cicak dan bawang putih. Keliatannya emang sepele. Tapi, enggak. Gw jadi hiperaktif sendiri gara" gw merasa semua hal berjalan dengan sangat lambat.
Contoh kasusnya:
Kasus I:
Ketika senggang di kala pergantian pelajaran, semua anak sedang sibuk berbincang dengan teman di samping kanan maupun kirinya. Tita yang juga sedang berbincang dengan beberapa temannya tiba-tiba meloncat" seperti kangguru yang merupakan peranakan kawin silang antara kangguru dengan kelinci yang kebetulan sedang digembleng mengikuti kejuaraan lomba balap karung se-rt.
Kasus II:
Saat sedang istirahat, tiba" Tita memeluk Aya (OK, kali ini ada korbannya) dari belakang. Sambil nyengir, terus lompat". Perlu dicatat. Tita melakukan ini di tengah" kerubutan anak SMP. Hahahah.
Aduh, apa hanya dengan kejenuhan gw pada menunggu gw jadi gila ya? Hahahah. Menunggu apa lagi ya? Oh iya. Hari ini gw juga harus menunggu kakak gw online buat ngebahas karya tulis. Mau mampus, gw naek-turun tangga. Buat kopi, makan martabak, terus mandi... Hehe.
Belom lagi, seseorang yang gw tunggu. Menurut gw, di tengah kegalauan gw, keanehan, kejanggalan, dan kelabilan gw ini, dia udah berhasil membuat gw tambah gila. Hahaha. OK, nggak seekstrem itu juga sih. Tapi, setidaknya gw mumet sendiri. Apa yang belom gw kasih ya? Waktu gw, udah. Perhatian gw, udah juga. Aaaaargh. Bingung, lah.
Tetap aja gw benci menunggu. Walaupun unsur 'menunggu' akan tetap ada di dunia ini, dan cenderung memiliki efek yang bagus sebagai latihan bertindak kalem. Hahah. Begitu juga dengan cicak dan bawang putih. Tanpa cicak banyak nyamuk, tanpa bawang putih osengan rasanya juga jadi gak enak. Itulah indahnya dunia. Ada yang enak dan ada yang gak enak. Kalau semuanya seimbang, dalam ketidaksempurnaan justru menjadi cosi perfetto!
Eh, gw tiba" keinget ada quote 'If the shoe doesn' t fit, must we change the foot?' gw jadi berfikir. Gw memang bisa berubah untuk orang yang gw sayang, selama dia sayang sama gw. Tapi, kalo orang yang gw sayang bahkan gak suka sama gw, should I change myself or change him instead? Heeeelp.
No comments:
Post a Comment