Saturday 10 November 2007

Manusia itu (nggak) sempurna

Take it slow
Maybe we'll live and learn
Maybe we'll crash and burn
Maybe you'll stay, maybe you'll leave, maybe you'll return
Maybe you'll never find
Maybe we won't survive
But maybe we'll grow
You never know baby youuuu and I
-Ordinary People, John Legend

Weitss, kali ini blogg gw bakal gw jadiin ajang curcol, ah. Sekalian ngerecap hari kemaren yang penuh dengan ups and downs. Hehe..

Balada Tenggelam dalam Cahaya dan Menyatu dengan Abu

Hari dimulai ketika senja hilang dan mentari tersenyum lagi
Tapi mana Sang Mentari?
Hanya Siluet Abu-Abu yang kutemui
Logis. Masih malam, waktunya gelap untuk bersnar
Tapi, biasanya Mentariku selalu bersinar
Sempat kupikir dia hilang
Seperti cerita-cerita legenda Jawa saat gerhana

Aku berbisik kemudian berteriak pada Mentari
Tanpa apa Mentari menyahut
Mendung memang merundung Jakarta
Tapi, Mentari seharusnya tetap ada

Kemana?

Tanpa sinar aku mulai hari
Tanpa semangat aku berusaha menyatukan diri dengan Siluet Abu-Abu
Nggak bisa.
Apa yang salah?
Apa aku dicharge dengan solar power sampai aku kehilangan semangat?

Hari menjadi
Ternyata masih ada sisa inspirasi
Mencoba berkarya dalam galau
Ah, ternyata bisa
Tapi tetap hampa
Disambut diam oleh sang maha
Sempurnalah kelam saat hari baru mau menjadi

Hari menjemu
Nyali menciut
Apa memang ciut?
Entah
Toh, tetep dicoba!
Tidah sempurna bukan rahasia
Usaha yang dinilai
Dan nyali yang diperhitungkan

Hari merugi
Saat pagi terlewat begitu saja
Dalam sulit aku melangkah dan bernafas
Ternyata, manusia ini bisa sakit juga

Ya. Manusia. Masih manusia.
Ingkar.
Dusta.
Lari dari masalah.
Sembunyi di balik alasan.
Daging memang lemah
Bahkan gereja bilang begitu

Kembali ke peraduan
Sebelum senja yang jadi atap
Siluet Abu-Abu muncul tiba-tiba
Tapi diam seperti sifatnya
Dengan lunglai aku menyapa
Seperti sang maha hari ini
Dia juga terdiam
Ternyata hanya soal waktu

Seakan mati suri aku hilang
Gambaran gambar buram hadir di depan mata
Aku terlonjak dan mendapati
Waktu tergelincir
Sudah larut

Tak ada siluet, apalagi mentari
Berbekal sedikit cahaya
Periksa yang perlu diperiksa

Entah harus apa
Atau bagaimana
Sesal menyapa jiwa
Terlambat di akhir

Lewat semua
Hari baru sudah harus dimulai

Sesal akan hari kemarin?
Setidaknya aku berharap hari ini bisa melihat mentari
Walau harus leleh dalam panas
Walau harus tunduk pada dokrin sang guru
Walau harus perang pun akan aku jalani

Bukan! Ini bukan rindu
Bukan pula kebutuhan
Ini entahlah
Apa jadilah
Hanya begitu

Dalam harapan melihat Ksatria Hujan
Yang mungkin ternyata hanya orang lewat
Setidaknya
Perasaanku berlapis
Bila jatuh tidak begitu sakit

Ah!
Manusia kan tidak sempurna
Taelah
Jadilah
Aku terima
Tuhan berkati

Jakarta, November 2007
Kala Sang Guru mendokrin saya

No comments: