Sunday, 5 December 2010

Happy People

Sudah terlalu banyak air mata. Rasanya Jakarta butuh pemuda-pemudi yang dinamis, punya stok senyuman sebanyak, atau bahkan lebih banyak dari masalah yang akan datang menghadang.
Oh Jakarta, ibukotanya pemuda tampan dan pemudi yang manis-manis.

Halo lagi. Mari tersenyum lagi.

Tuesday, 16 November 2010

About That Tears

So you didn't see me cry behind my glasses. Yes, I didn't mean for you to figure it out, anyway. I just.. well yes. I'm fucking jealous for every girl you'll meet every day, their every smile, their hellos, and their lips saying your name in a long and cheerful tone. The tone that was mine who said your name while smiling and hugging you.

Fuck this. If I don't remember I have family and responsibilities and even a such thing called religion, I bet I am dead already.

I'm breaking down. Everybody knows you're not mine anymore. Fuck this. Can't I just quit?

Monday, 15 November 2010

Dulu vs. Sekarang

Dulu gue adalah perempuan kecil yang sangat pongah: gue tau kalau gue pintar, gue merasa bisa hidup tanpa kekasih, gue tidak percaya dengan institusi agama, gue tau kalau Tuhan ada di dimensi yang bisa kita raih setiap malam hari-karena pada malam hari, kayak yang pernah Simbah Kakung gue bilang, "Tuhan akan memilih orang-orang bijak setiap malam, tidak akan ada yang terlewat karena pada malam hari mereka akan bersinar seperti lampu pijar di tengah gelap gulita", dan gue percaya kalau gue-lah satu dari orang-orang bijak itu.

Sekarang? Baru saja gue kembali menahan tangis di sepanjang perjalanan pulang yang dingin dan becek.

Gue adalah perempuan kecil pongah yang sudah kehilangan kebanggaannya: malas belajar, kehilangan nilai-nilai gemilangnya, sedih hanya karena sekedar tidak ada lagi tangan besar yang menggenggamnya dan badan hangat yang memeluknya, dalam pencarian yang putus asa akan Tuhan dan cara menyembah Tuhan, karena hidup rasanya sudah terlalu kosong, rasanya Tuhan yang dulu dekat sudah lebih dari sekedar jauh. Tuhan yang dulu gue percaya akan memilih gue pada malam hari, mungkin sudah jengah dengan kepongahan gue.

~

Maaf Tuhan, dulu saya jatuh cinta dengan hebatnya saya. Lalu saya jatuh cinta pada seorang pria. Kini hebat saya dan pria itu sudah tidak lagi saya miliki. Lalu bagaimana? Saya dalam perjalanan mencari-Mu, Tuhan, dan mungkin juga dalam pencarian cara menyembah-Mu. Oh iya, saya rasa, saya juga sedang mencari maaf dari-Mu.

Kalau ini doa, mungkin seharusnya saya tutup dengan
Amin.

Monday, 8 November 2010

Lack of You

I've waited for your message this morning. Yes, I'm a fool. Yes, I'm a masochist. But there is none. No 'good morning message', no 'sorry message', no 'have a nice day message', simply no you.

Should I laughing with my friend as hard and loud as you do with yours?

Cinta di Era Industri Modern

Lalu aku diam, bukan berarti aku mengiyakan
Aku hanya menunggu, siapa tahu ada angin baru
Kau hanya tertawa

Aku bilang aku sedih, karena air mata tak berarti lagi untukmu
Harus menjelma jadi kata-kata, seperti aku harus menjelma
Sekarang aku yang tertawa

Aku bukan siluman, mau menjelma jadi apa?
Jadi aku, katamu
Kita berdua hanya bisa tertawa

Selamat tertawa, tangis ini kini hanya tersedia dalam kata-kata
Dijual terpisah dari badanku
Karena hatiku terlanjur kelu

Pertanyaan Jujur dari Lubuk Hatiku yang Pualiiiing Dalam

Kenapa badanku bukan pualam Itali?
Kenapa air mataku bukan mutiara?
Kenapa rambutku bukan benang-benang sutra?

Pantas, bagimu aku murah. Mudah tergantikan.

Dialog Dini Hari

"Kau marah?" ujarmu pelan.

"Menurutmu?" hanya ini yang bisa kujawab.

"Kau menyesal?" tanyamu lagi.

"Tidak." jawabku singkat.

"Lalu, kenapa marah?"

"Karena nyalimu hilang, dan kau anggap aku mudah."

"Lalu kita harus bagaimana?"

"Bagaimana katamu? Ya nggak gimana-gimana. Selamat bersenang-senang di atas air mataku. Selamat berpesta-pora dan tertawa terkekeh-kekeh bersama kawan-kawanmu."

"Lalu kau bagaimana?"

"Mati."

"Sekarang?"

"Ya."

"Yakin?"

"Sudah."

"Apanya?"

"Matinya."

"Kau masih hidup. Katanya ingin mati?"

"Jadi kau mau aku mati?"

"Kan kau yang bilang ingin mati tadi?"

"Sudah mati dari tadi."

"Apanya?"

"Harapan dan banggaku atas kau."

Saturday, 6 November 2010

Tragedi Ironi di Antara

Seperti aku berdiri bagai tonggak untuk pria impoten,
atau laki-laki yang berpura-pura jadi gincu untuk perempuan tepos
Sana, jadi silikon, biar hadirmu ada faedahnya!
Bukan bertahan dan jadi olok-olok bagi pasanganmu

Tapi, karena cinta katamu, kau bertahan?
Nona, naif sekali ya kau ternyata?
Sana, pergi jadi mualaf baru cintamu ada harganya!
Jangan diam di sini, untuk kecewa, lalu mati sia-sia

Pesan untuk Kita

Sudah, mari kita rapatkan mulut kita masing-masing dan ukur jarak kita lagi
Karena kau yang minta dan aku yang terpaksa mengiyakan
Sudah, lelah bukan lagi di benakku tapi kini sudah mengalir di darahku
Karena ini bukan lagi yang pertama dan maafmu jadi murah
Sudah, aku memang sampah buatmu dan entah bagaimana engkau masih yang indah bagiku
Sudah, tapi kini aku lelah
Karena marah yang kurasa kini sudah jadi akumulasi
Lantas, saya terlanjur kecewa
Jadi, selamat hidup dan bercinta dengan pilihanmu
Sekali lagi, saya terlanjur kecewa

Wednesday, 3 November 2010

Sisa yang Menggeliat

Aku bergelut dengan sekelumit sisa cintamu yang tertinggal di dadaku
Cinta yang terlanjur jadi candu untuk liarnya hati yang kini ditinggal mati
Ia menggeliat dan terus mencekik meminta leher

Cintamu, canduku, liarku, untukmu, dan masih untukmu


GBB, 3 November 2010

Bebas

Bebas tak selamanya merdeka
Leher yang bebas dari badan tak lagi mampu meminta hari
Hati yang bebas
Hati yang mati
Tak mampu lagi meminta hari


GBB, 3 November 2010

Tuesday, 2 November 2010

Ingin

Aku ingin jadi dia, yang baru saja jadi referen di benakmu. #eits

Tentang Aku

Rinduku dibelenggu ragu, ketika yang teraba hanya rasa malu: kita tidak lagi satu
Semua orang merindu ketika aku terpaksa sendiri meragu
Aku. Bosan. Menunggu.

Lalu, menjadi mainstream di tengah dunia yang terlanjur hypocrite
Aku menjadi mereka, biar lupa dengan kita
Aku. Lelah. Merasa.

Rasa sedih itu tertutup marah yang mendalu dan membatu
Lalu turun dan masuk dalam jamban
Aku. Sudah. Menyerah.

Monday, 1 November 2010

Luka Cinta Derita untuk Lupa Cipta Cerita

Lupa sama luka, kita mencipta cinta, karena derita nanti jadi sekedar cerita.

Ditunggu Nona

Di bawah lampu penerang jalan, seorang perempuan muda mengenakan kemeja dan rok lipit sedengkul memeluk erat tas hitamnya. Rambutnya yang panjang diikat ekor kuda sesekali berayun ketika ia menengok ke kanan dan kiri. Nampaknya ada seseorang yang ia tunggu.

Hei, Nona. Diam saja? Sedang menunggu, ya?
~
Nona, jangan hanya tersenyum. Saya bertanya, Nona sedang menunggu seseorang ya?
~
Nona tau pementasan Menunggu Godot? Kalau Ditunggu Dogot? Kalau tidak tahu, harusnya Nona tetap tau sedang menunggu siapa, kan?
~
Nona, diam begitu tampak galak. Saya lebih senang melihat Nona tersenyum seperti tadi. Biar bisu, tapi manis. Eh, memangnya Nona benar-benar bisu?
~
Ya tapi kenapa hanya menggeleng? Kalau tidak bisu kan harusnya bisa berucap.
~
Nona, malam ini dingin ya? Pasti yang Nona tunggu juga tidak sabar bertemu Nona. Dia bisa memeluk Nona dengan erat sampai tidak ada lagi hawa dingin tersisa di tubuh Nona.
~
Pasti orang itu tampan ya, Nona. Dia siapa? Pacar? Tunangan? Ah, tapi tidak mungkin suami. Nona terlalu muda untuk menikah.
~
Coba orang itu adalah saya ya, Nona. Saya hanya sejauh satu jengkal.
~
Nona, ayo bicaralah! Sepatah kata saja, atau dua, atau lebih akan lebih bagus. Kita ulang saja pembicaraan ini. Tapi kali ini jawab, ya?
~
Hei, Nona. Diam saja? Sedang menunggu, ya?
~
Ah, Nona. Saya bosan. Lagipula, saya tidak boleh keluar rumah malam-malam, apalagi keluar rumah malam-malam dan bicara dengan orang asing. Lebih baik saya pulang sekarang. Nanti orangtua saya marah. Nona di sini saja ya baik-baik.
~
Ah Nona, kenapa menangis? Saya bukan orang yang Nona tunggu, kan? Nanti juga ia datang. Sabarlah, sebelum saya datang, toh Nona baik-baik saja. Nanti pasti Nona akan baik-baik juga.
~
Nona mau ke mana? Jangan ikuti saya. Nona tinggal saja di bawah sinar lampu. Biar kelihatan. Saya mau pulang sekarang. Saya takut orangtua saya marah bila tau saya bersama Nona.
~
Nah begitu. Tinggal di sana, ya. Diam saja sampai nanti orang yang Nona tunggu menghampiri Nona dan bertanya, "Hei, Nona. Diam saja? Sedang menunggu, ya?"

Sekejap semua diam, hening, dengung bumi terdengar semakin kencang dan perempuan itu tetap menunggu untuk terus mendengar kalimat yang sama tanpa kepastian siapa yang ia tunggu. Jadi siapa yang seharusnya ditunggu?

Monday, 25 October 2010

What would you do if you were me?

I love you, I took a good care of you, I listened to your problems, help you solve them, waiting for you until you done with your assignment, and this and that.

Then what I get?
Neglected.
Be taken for granted.
Deserted.

..and now you act like THIS? I wonder what would you do if you were me?

Sunday, 24 October 2010

Demi Tuhan Aku Masih Jatuh Cinta

..dan walaupun aku udah mencoba untuk benci dengan keputusanmu, benci dengan keluargamu, benci dengan kamu: hasilnya nihil. Demi Tuhan, aku harus mati biar ini semua bisa lewat.

(Bukan) Pernyataan Sikap

Pernah denger, kan: analogi yang mengatakan,

If someone says, "Not to being bitchy, but.." it means, they still being bitchy, but they just won't admit it.

Sekali lagi, manusia itu penuh kontradiksi. Mau ngomong A, tapi pelaksanaannya B. Sebenarnya Ingin C, malah ngedeketin D. Namanya juga manusia, nggak sempurna. Terkadang, ketidaksempurnaannya itu keterlaluan (:

Well, hari ini gue tidak mau mengklarifikasi apapun. Gue juga nggak mau pura-pura kuat dan menganalisis hal-hal yang baru aja terjadi di kehidupan gue. Hahaha. Gue akhirnya tetap tidak bisa serobot itu. Gue masih punya hati yang baru mati, dan badan yang makin kayak lakban: tipis dan hitam.

Apa yang baru terjadi di kehidupan gue itu, nggak gue sangka jadi wacana di antara temen-temen gw. Ada yang nyinyir, ada yang menghibur, ada juga yang apatis dan malah nyodorin gue rokok (yang ini kurang ajar, udah tau gue gak kuat sama asep rokok; harusnya kalo nawarin itu tiket konser kek, ato kalo mau kesannya ngerusak ya apa kek gitu... Jack D?)

Lalu, reaksi gue apa? Sikap gue apa? Apa??

Sikap gue sekarang sih bersila sempurna dengan martabak manis di pangkuan, kopi di kanan, dan tangan mengetik dengan cepat. Halah. Hahahah. Bukan, bukan. Maksud gue, mungkin saking sakitnya, gue yang biasanya curhat kanan-kiri, mewek setiap hari, dengerin lagu mendayu-dayu, berharap mati, malah nggak begitu.

Sekarang, setiap hari gue tidur lebih cepet, bangun sama cepet, mandi lebih bersih, sikat gigi lebih kenceng, belajar pake eyeliner lebih rapi, ngatur pola makan, ketawa, dengerin Vampire Weekend, ketawa lagi, main kartu, belajar, sama terbelalak. Satu-satu hal galau yang gue lakukan hanya terbelalak. Ya abis, mau ngapain lagi?

Gue udah kehilangan habit, gue keilangan orang yang di luar selera gue, tapi udah jadi my only exception, gue udah ngeluruhin semua ego gue untuk orang ini. Gue takut jatuh cinta (lagi).

Tuesday, 19 October 2010

Ini Namanya Bunuh Diri

Di awal UTS, ketika akan banyak tugas yang menghadang perjalanan gue di kampus, tiba-tiba ada satu permintaan yang membuat gue tercekat di tenggorokan: pisah.

"I'm not surprised, not everything lasts
I've broken my heart so many times, I stopped keeping track
Talk myself in, I talk myself out
I get all worked up, then I let myself down"


Rasanya kayak ditimpuk pake batu, usus berceceran keluar, terus otak meledak. Setidaknya, yang di ujung sana udah menjelaskan semuanya. Terus gimana dong? Hati saya udah ada di dia, selamat pagi manusia kopong yang hatinya sudah bolong.

Aku Masih Jatuh Cinta

Untukmu yang di sana,
yang sempat aku maki kealpaannya,
yang sempat aku sanksikan kehadirannya,
dan yang ternyata sangat aku sayangi.

Selamat malam.
Aku jatuh cinta padamu.

Tuhan yang buat kita satu,
umat-Nya buat hati kita jadi batu.

Selamat malam.
Aku masih jatuh cinta padamu.

Sunday, 17 October 2010

An Explosion in Disguise

Kira-kira gimana ya rasanya kalo dalam seminggu berkali-kali ditolak kehadirannya, ditolak perhatiannya, ditunda rindunya, dan disapa sama mesin penjawab telepon?

Gimana ya rasanya selalu mampu nyempetin waktu tapi orang lain belom tentu punya waktu buat dia?

Wah, emang enak ya dianggap sepele?

Kayaknya enak. Toh, yang ngerasa masih mampu ngetik ini, kan?

Friday, 15 October 2010

Gumaman

Tanpa Lara, saya masih bisa seseksi Croft.
Tanpa kamu, saya masih punya tugas.
Ya jadian aja sonoh sama tugas, Tit. #eits

Thursday, 14 October 2010

Tapi

Tapi jangan-jangan saya memang robot. Coba lihat betapa tahan banting dan semua jerih payahnya yang nyata dan sudah ada hasilnya itu dibayar dengan harapan saja sudah senang. Hebat. Dasar robot!

Dari jauh..

saya hanya bisa bergumam, "Alhamdulillah. Tuhan berkati."

Doa

Kalau Tuhan berkenan, besok pagi tolong buat saya jadi robot. Saya ingin ikhlas disuruh menunggu tanpa jemu. Saya ingin ikhlas membantu tanpa ragu sesuai kebutuhan. Saya ingin ikhlas melakukan banyak hal tanpa ada penghargaan, atau sekedar rasa terimakasih. Saya ingin ikhlas, kalau ada yang menyakiti saya, jadi ia tidak perlu minta maaf.. atau saya tidak perlu memohon sampai ia minta maaf.

Lebih mulia jadi robot, Tuhan. Selalu ikhlas. Amin.

Thursday, 7 October 2010

Kenapa puisi?

Karena 140 karakter itu sekarang jadi mata pisau. Lalu, dengan serta merta, tanpa memandang apakah itu fiksi atau fakta, atau sekedar ocehan, atau berita, siapapun yang membaca akan merasa itu amaran.

Ya sudah, puisi saja. Kan multitafsir. P1-nya siapa, P2-nya siapa kan ya nggak jelas. Ya kan? (:

Puisi Maaf

Banyak salah, lalu marah, jadinya susah
Bikin salah, lalu marah, orang jadi susah
Aku marah, padahal salah, kita jadi susah
Kamu susah, aku malah marah, ya jelas itu salah

Maaf.

Bila nanti kau cari aku..

Bila nanti kau sudah jenuh dengan jenuh,
aku akan ada di sana ketika kau membuka pintu.

Bila nanti kau lelah dengan kelelahan,
kedua tanganku akan sigap memelukmu, dan senyumku yang akan menyambutmu.

Bila nanti kau terdiam dan hampa menyapamu,
aku hanya akan sejauh rindu.

Bila nanti kau cari aku,
mungkin saat itu aku sudah berhenti mencarimu.

Bukan karena aku lelah menunggumu mencari aku,
tapi karena aku tidak pernah meninggalkan sisimu.

Kalau Tuhan itu ada..

...maka cinta itu bukan mitos belaka.

Tuesday, 5 October 2010

Untuk Kekasih

Malam menjawab kekhawatiran kita akan dingin yang menusuk dan lolongan anjing yang menyabik takut kita.
Lalu pagi datang tanpa bisa menanti, membawa pisau-pisau kecil dari angkasa.
Malam terlalu sunyi, kita berdua takut merindu karena ruang yang berbatas dan waktu yang terbuang sia-sia.
Pagi terlalu gelap, dan nada-nada sumbang penuh puisi kembali lagi mencoba mengoyak rasa yang ingin kita lupakan.

Malam-malam getsemani kita sudah lewat, namun kini tinggal pagi-pagi melankolia.
Aku sendirian menatap nanar pada pagi.
Seiring senyum dan gumam bisu: aku akan terus mencintaimu.

Saturday, 28 August 2010

Seperti Bernafas di Ruang Kedap Udara

Kesal bercampur kecewa, ditambah sedih, dicampur sama gemes, dan dibumbui dengan sedikit dendam. Mungkin itu yang lagi gue rasa. Ya, bukan galau. Ini lebih ke arah: marah.

Sekarang tahun 2010 dan karena gue lahir tahun 1990, berarti umur gue sekarang 20 tahun. Di Indonesia, gue udah berstatus sebagai warga negara Indonesia yang sah. Gue punya hak pilih di Pemilu, gue boleh ngerokok, gue boleh minum, gue bahkan seharusnya boleh mengakses situs-situs porno yang umur minimum pengakses 18 tahun.

Tapi gue ternyata nggak punya ruang bebas di keluarga gue sendiri.

Gue ternyata nggak boleh milih dengan siapa gue berteman, dengan siapa gue bekerja, dan dengan siapa gue menaruh hati gue. Lucunya, orang yang melarang gue ini bukan orangtua gue. Haha! Ironis, kan?

Gue tau maksudnya baik. Tapi gue punya otak, gue punya hati, dan gue punya jalan hidup yang sudah ditentukan Tuhan-nya dia (kalau tidak mau menyebut itu Tuhannya teman-teman gue atau Tuhan gue, atau tuhan kepala spaghetti, atau siapa lah padahal Tuhan kita semua bukannya satu, ya?)

Jadi, maaf. Respek saya berkurang banyak, karena ini menyakiti saya: seperti bernafas di ruang kedap udara.

Friday, 4 June 2010

Tanya Kenapa?

Kenapa ya, gue nggak belum pernah bisa ngikutin arus jaman dan jadi normal (baca: kayak anak2 seumuran gue lainnya yang make baju in style, jadi it girl, ngerti make-up, dan buka majalah bisa langsung bilang, "Eh ini kan yang gue beli kemaren.")?

It's depressing. Secara, pacar gue adalah seorang yang-entah kenapa-sangat aware dengan keadaan jerawat gue, keadaan berpakaian gue, kadar kemanisan gue saat ketemu dia, dan yang paling "menekan" gue adalah.. he's kind of man who has many closed-friends that not only beautiful but they are "the it girls".

Pengen deh sekali-sekali gue terbebas dari hempitan konsumerisme yang "menekan" hidup gue. Gue pengen muter2 keliling Jakarta sambil ambil foto2 sama orang yang paling gue sayang tanpa harus mikir kamera gue bukan kamera SLR dan kemampuan foto gue juga masih sangat amatiran, gue gak musti mikir pake baju apa yang bagus, tatanan rambut apa yang nggak keliatan acakadut, dan bagaimana gue masih bisa keliatan cantik tanpa harus naek kendaraan pribadi.

Hari ini Kadang-kadang gue capek ngadepin beginian. Gue milih tinggal di rumah, nggak musti ketemu siapa-siapa, dan berkutat aja sendirian di rumah. Ngapain, kek.. Bikin web, bikin design apa kek.. Anything that doesn't involve me having contact with other people and doesn't require me to wear anything superb; not decent, superb.

Jesus Christ, sudah cukup, saya nggak bisa ngadepin himpitan konsumerisme ini. Please.

Thursday, 13 May 2010

Lebih Banyak Gambar dan Lebih Banyak Cinta

Mari menggambar, lagipula saya sudah kekurangan kata-kata. Apalagi yang puitis. Mungkin juga ini gara-gara teman-teman saya mayoritas menganggap saya sedang galau ketika saya berpuisi; lalu saya jadi trauma membuat puisi.

Lalu saya jatuh cinta pada orang yang suka menggambar. Jadilah kami pacaran sambil menggambar.

Seru! Mari menggambar (:

Monday, 26 April 2010

Payah

Jadi.. ceritanya hari ini gue terinspirasi sama blog ini dan pengen bikin blog baru yang kesannya clean, simple, tapi kreatif gitu; intinya setengah mencontek blog itu deh. Eh, seperti biasa, setelah milih2 theme, malah jadi ilfeel dan berenti punya niat bikin blog baru. Yaudahlah, yang ini aja diisi lagi. Hehe..

Payah. Iya, payah. Payaaah banget gue minggu2 ini. Gue masih belom bisa nyetir, masih belom bisa konsisten, dan yang paling parah.. Masih belom bisa ngebagi waktu.

Tugas2 gue di RTC terbengkalai, tugas kuliah bececeran, yang paling parah ya gue nggak pernah nongol lagi di DPM. Huhu, maaf ya semuanyaaa ):
Mulai sekarang juga, kayaknya gue bener2 harus memperbaiki diri, nih. Kalo nggak.. Mau jadi apa coba hidup gue? *sigh*

Sunday, 18 April 2010

Back to Reality

Yah, waktunya kembali ke kehidupan normal. Artinya: kembali memikirkan IP, kembali berkutat dengan CV, kembali mencari pekerjaan, dan kembali membereskan hal nggak beres di kehidupan. Yeah!!

Sunday, 28 March 2010

Gadis, Mati, Harta, Popularitas, dan Lacur

Melangkah layu, terseok, dan terjerembab
Gadis dalam kenangan, cinta dalam genggaman, harta dalam angan
Yang tercinta memohon mati meminta henti

Mereka yang punya segala dan gadis ini menghirup ampas

Lacur pada apa yang kau genggam
Pada angan, benda, harta, posisi
Pada akhirnya kau tahu

Dia yang perawan, dia yang mati sia-sia

Monday, 1 March 2010

GALAU

Ya gimana gue nggak mau gundah gulana, galau merana? Ada kali berjam-jam gue ngeliatin fotonya Ririn Dumin, ini.. RIRIN DUMIN:


Gue tau si Dumin2 ini rasanya agak janggal dan bisa jadi dia karakter fiksi, tapi the hell lah sama karakter fiksi. She's perfect meeeen! Cantik iya, kurus, dan ornag sekali liat langsung bilang, "Iya yah, cantik hlo!" Even Zeke Khaseli ngomong begitu T.T

Aduh mudah2an hari ini ada yang ngeboost mood gue yaa )':

Saturday, 27 February 2010

Adrenaline Rush

Pagi ini perut bergejolak, seharian kemarin porsi kopi gue pangkas. Sekarang, abis minum beberapa tenggak, perut langsung disco!

Yeaa, I need a bunch of adrenaline rush today. What a busy buzzy bizi day! If today's through, I might want to share a thing or two (:

Saturday, 20 February 2010

Bear Hug (:

At the moment,
I'm in love.
I have some problems.
I can't really organize my money,
nor arranging my schedule without break it,
sometimes I lost my concentration during the class,
I feel really save among my friends,
and..

don't you know although I have some hard times and uneasy life, I still enjoy it?

Oke, gue akuin gue memang pernah ngerasa down. Gue galau segalau-galaunya pas gue bisa move on dari mantan gue, terus ketemu seseorang yang seemed really wants me, tapi kemudian ternyata semua nggak sebagus yang ada di benak gue.

Tapi semua sudah selesai. 19 tahun gue hidup, gue udah sedikit mengenal hidup gue. Sedikit lebih banyak dari orang lain, tentunya. I'm a lucky charm, but not for love. Gue terselamatkan dengan banyak keberuntungan, tapi tidak untuk yang satu itu. Bahkan, I think I kind'f destined to be alone. Gue tau gue masih dalam proses, tapi entahlah, semua indah di waktunya Tuhan.

I do prepare for the worst. I always do.

Gue butuh bear hugs dari temen2 gue dari waktu ke waktu. Hey, itu hak gue! Bahkan, sedih dan galau dan gundah gulana juga hak gue. Gue tau kalo gue terlalu banyak ngeluh di Twitter atau jejaring sosial lain, orang lain bisa jengah. Tapi, tolong. Kalian nggak kenal gue. Kalian belum kenal gue.

Masalah gue bukan hanya soal cowok. Gue punya keluarga, punya temen, punya institusi pendidikan, gue gabung organisasi, gue punya multi identitas. Setiap relasi bisa berpotensi punya konflik, kan? Gue itu ya anak, kakak, murid, mahasiswa, producer.. Pasti gue akan nemuin banyak masalah.

Gue menyerah dan menolak mikirin soal romance. Tapi, sialnya gue masih manusia. Gue masih punya perasaan dan bisa tertarik sama lawan jenis. Maaf ya, kalo gue sering ngepost macem2 di Twitter. Hahahah... That's just me!

Jadi.. Sekarang apa? Ya, gue lagi berjuang sama mata kuliah yang makin hari makin absurd. Pokoknya riweuh lah hidup gue sekarang. Gue nggak sanggup membunuh perasaan gue, dan gue berjuang terus-menerus mengasah kreatifitasan gue.

Buat siapapun, temen2 gue yang ngerasa keganggu dengan segala postingan gue di FB, Twitter, Tumblr, atau manapun; ini pesen gue: gue seorang penulis. Maaf kalau alam pikiran gue nggak se-sederhana pikiran kalian. Maaf kalau gue melihat satu hal secara multidimensi. Jadi gue bisa 5x lebih sedih atau 5x lebih senang dari kalian. Maaf kalau nggak semua yang kalian baca di postingan gue adalah bener apa yang lagi gue rasa. Maaf kalau gue banyak mengeluh dan banyak ngepost aneh2. Maaf kalau gue masih manusia dan masih bisa punya rasa. Maaf ya.

Tapi tolong, jangan bunuh kreatifitasan gue. Gue butuh ruang buat pembuktian-jati diri, kalau gasuka sama twitan gue, silahkan unfollow. Gue nggak mau prostat emosi. Jadi gue menulis, dan jejaring sosial-lah media yang gue perkosa.

Nggak semua yang lo denger itu bener, jadi silahkan kalau mau berfikir gue itu Tita yang galau, Tita yang sedih, Tita yang labil. Pesen gue, dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu. Cuma gue dan Tuhan yang tau persis. Macam bajaj, lah. Cuman abangnya yang tau kapan itu bajaj mau belok. Bahkan, untuk kasus ini, Tuhan aja bingung.

Berani baca muntahan ide gue? Follow @titanugroho tapi resiko tanggung sendiri!

Tuesday, 16 February 2010

Katanya...

"..semua indah pada waktu-Nya."

Bukannya nggak percaya, tapi gue cuman manusia yang nggak bisa lihat masa depan. Rasanya, seperti nungguin kereta pas jam stenga 10 malam. Tau bakal ada kreta terakhir jam stenga 10. Tapi, nggak tau itu kereta udah lewat apa belum. Menunggu, tanpa kepastian.

Sepi, ekses dari sendiri.

Salah nggak sih gue ngiri? Gue mulai belajar buat menikmati kebahagiaan orang; jadi kalo temen gue seneng, ya gue ikut seneng. Jadinya, gue gaperlu ngerasain persis kayak apa yang mereka rasa supaya gue bisa ikut seneng, tapi gue cukup berempati supaya gue bisa ikut seneng.

Tapi, tetap yang ada hanya sepi.

Monday, 15 February 2010

Pertanyaan

Kadang2 gue mikir, jangan2 bukan gue yang nggak punya waktu buat cinta, tapi cinta yang nggak punya waktu buat gue.

)':

Sunday, 14 February 2010

Merah, Rezeki, dan Kekurangan Cinta

Selamat malam, selamat hari kasih sayang, dan Gong Xi Fa Cai! Hari ini gue hanya menghabiskan hari gue ke gereja, blanja di Carrefour Ambassador, lalu tidur di rumah. Jadi, gue nggak tahu dekorasi di mall-mall semerah apa dan gue juga nggak tau berapa banyak toko yang nawarin diskon ini-itu atau undian ini-itu.

Tidak banyak romantisme hari ini, nggak ada bahkan. Dia online; tapi senyap. Hah! Sudahlah, ada orang yang terlahir bergelimang harta, bergelimang cinta, gue cukup bergelimang dosa.

Kalo katanya Joni di film Janji Joni, "..toh gue gapunya waktu buat pacaran." Oke? Ayoo masih banyak yang musti dikerjain, jadi lo nggak punya waktu buat pacaran, Tita. Senyum; toh menunggu cuman bikin migrainlo kumat, kan?

Saturday, 13 February 2010

Halo?


enough said (:

Tuesday, 9 February 2010

Untitled

Cuma rentetan diksi bermakna, ketika menunggu di sela semua keterbatasan. Sayup2 John Legend bersenandung, "...someday we'll be together."

Monday, 8 February 2010

Bergumam Tengah Malam

"Tolong, mengadalah!"

Saturday, 6 February 2010

FIB Nyeni

(click on the picture to enlarge it - klik gambarnya kalo gak jelas)

Ayoo! Buat anak-anak 2009 dan 2008 ikutin open recruitment FIB Nyeni. Acara nyeni paling akbar tahun ini! Be part of us (:

More info, just contact Agrita or me. Our numbers are on the poster. Join us!

Kalau dipikir-pikir..

Bego juga sih gue kenapa musti dipikir? Perasaan ya harusnya dirasa, bukan dipikir. Tapi, kalo mau dirunut, logika gue harus lebih maju dari perasaan. Gue harus kuat: gak semua yang gue mau bisa jadi milik gue, bahkan gak semua yang gue denger itu bener; apalagi yang cuma gue rasa?

Kepada Yts.

Saya berhenti mencari mati, saya rasa saya jatuh hati.
Hati-hati bawa hati saya; bila tak sudi, kembalikan sekarang.
Sebelum terlanjur kau bawa lari.

Terimakasih.

Friday, 5 February 2010

Bodo

"...bete bete ah, bete bete ah, basi basi basi basi basi basi loh!"
-Dewiq, Bete

Bodo.

Thursday, 4 February 2010

Start

Words are not enough. I need actions.
Stop talking, please start doing something.

Kucari Kau

Semua bilang cinta
Tapi yang kutau hanya rasa.

Ada jejak-jejak tapak kecil menyusuri hari yang penuh liku
Bertopang dagu menunggu sang empunya jejak sampai di kalbu,
aku mencari tau makna di balik ragu.

Rasanya bagiku ragu hanya mitos
Sedikit percikan gelombang otak dan hati yang bergetar,
juga pertimbangan akan masa depan yang belum pasti.

Tawa yang pernah membuat kita berlama-lama bercerita,
suatu hari akan membuat aku berlama-lama menjauh.

Menunggu, bosan aku menunggu dan berpangku tangan menopang dagu
Kamu tidak gagu!
Ayo ucapkan sesuatu, bukan bertanya siapa namaku.

Dulu yang katanya cinta berhasil menembus hati serdadu,
yang melayangkan pandangannya pada babu seperti aku,
tapi lalu kita sama-sama meragu.

Sekarang aku kembali jadi priyayi,
menyanyikan lagu-lagu orang suci,
berada di antara pujangga dan orang-orang yang bebas dari kerja rodi.

Tapi..
Mata terpaut pada kalut,
menatap kosong pada laut yang surut,
mencibir pada nyali kita yang sama-sama ciut.

Aku belum berani bilang aku jatuh cinta, bahkan tidak tau juga apa aku suka.
Tidak ada cinta yang begitu sempurna, bahkan suka bukan mutlak.
Aku hanya suka akan adamu, ketika kau mengada.

Tapi (lagi)
Kau di mana?

Kembali aku meracau, "Kucari kau. Di manakah engkau?"

Wednesday, 3 February 2010

Tarik Nafas Lebih Dalam Lagi

Karena sang alasan yang dijadikan alasan bagi sang empunya nafas untuk mengambil nafas masih belum sadar kalau sang empunya nafas mengambil nafas karena hadirnya sang alasan.

"I miss you."

Got it? Idiot.

The Reason

So this is it the priority list.

#1 Cure my swelling eye
#2 Get together with you
#3 Get any jazz record as much as I could
#4 My show run well at RTC UI FM
#5 Good grades

What if I'll do these for one and only reason?

Saturday, 30 January 2010

Dancing in the Moonlight

Nothing soothig more than a friendly rain, comfort pillows, coffee, and a good friend. For you, My Friend, would you listen to this song?



Well, since we sing to the same song, sleepy beneath the same rain, hoping to lay at the same pillows, and share the same coffee.. Why don't we get together?

Thursday, 28 January 2010

Tentang Diam

Barusan gue baca postigan temen gue di Tumblr soal demonstrasi dan aksi. Hari-hari ini gue jarang baca koran, baca berita pun cuman untuk softnews bahan siaran. Tapi, setau gue, hari ini hari di mana rakyat Indonesia meminta pertanggungjawaban SBY setelah 100 hari masa pemerintahanya.

Kenapa gue tidak bergerak?
Alasannya sederhana. Selain karena mata gue masih bengkak jadi gue enggan keluar rumah, yang kedua karena gue sejujurnya nggak begitu mengetahui kemajuan-atau mungkin kegagalan-yang sudah dibuat presiden kita terhormat yang tercinta yang katanya terpilih itu sejauh ini.

Gue juga mahasiswa, gue juga rakyat Indonesia. Gue bukan merasa suara gue nggak akan didengan-meskipun bisa aja begitu-tapi untuk sekarang, gue merasa lebih baik gue diam. Diam memang nggak selalu emas. Tapi diam gue kali ini, karena percaya sama kawan2 yang aksi hari ini.

Di film Soe Hok Gie, ada line yang bilang, "Politik tai kucing." Well, politik itu luas. Semua orang berpolitik dengan skalanya masing2. Sebelum kita terjun ke politik makro para elite, di lingkungan dan skala kita: apa kita udah membuat politik kita nggak tai kucing?

Tuesday, 26 January 2010

John C Mayer

Sedang diam, sayup2 Dreaming with Broken Heart mulai terdengar dari speaker yang gue pasang dua hari yang lalu di kamar gue. Hanya sempat berbaring, mungkin lebih tepatnya terkapar di tempat tidur karena pusing berkelanjutan dan mata yang membengkak-bukan karena air mata-sedangkan script belum ada yang gue mulai.

Kata2 bergelontoran di kepala gue.. Sosok yang pernah membawa iringan ukulele ke kepala gue, muncul lagi di sana. Dengan 'status' yang berbeda. Dulu gue nggak pernah berharap apa2. Sumpah, gue hanya ingin kita jadi teman, nggak lebih. Dengan pongah gue bilang gue mampu sendirian.

Nyatanya tidak, gue butuh seseorang. Seseorang sebaik elo, dan ya, sesantai elo.

Mencari di ribaan
Berpacu dengan waktu
Bertarung dengan maung

Hahaha, bukan maung lagi, rasanya sekarang batu.

Si Batu yang Membatu

Kita belum pernah saling menunggu.. Benarkah?
Hanya malam-malam santai penuh canda
Saling menemani tanpa perlu dipaksa
Diam di antara lagu dan tawa
Buat gue, bersama tugas yang meraung minta dibuat rampung

Sial, kita pernah saling menunggu
Mengapa tidak bersama agar tidak menunggu lagi?

Thursday, 21 January 2010

I Need You So Much Closer

With every grin and every laugh, and every sight and every sigh you make, please come closer.

It's a please and thankyou asking, Man! (:

Wednesday, 20 January 2010

Know what?

I refuse to be sad; even though I know this is hard.
Well, I want to keep believing that I can still believe and feel one thing that keeps this whole universe running:

L O V E

Wednesday, 13 January 2010

Thursday, 7 January 2010

Why and Please

There's a beauty in her every tear with every anger from her eyes, there are glaring stars look upon You. But no single man could see and cover her from harm.

Why?

That was the one and only question for You. Prayer seems to be a lame one-way communication. So now all I ask You is..

Please?

Tuesday, 5 January 2010

NORMAL

"So please, please, please, let me, let me, let me, let me get what I want this time."
-The Smiths

So, here it is. Nilai satu demi satu udah mulai keluar di SIAK. So far? Lulus semua. Mudah-mudahan actually lulus semua! Gini nih, gue paling benci akhir semester. Selaen harus sakit perut nungguin nilai-nilai, gue juga musti ketar-ketir soal uang semesteran yang mahalnya nggak kira-kira ):

Ah, udahlah, ini bukan waktunya ngeluh. Sekarang gue mau berbagi. Now, I'm working on two projects: yang pertama cerpen judulnya NORMAL, yang kedua CV elektronik. Well, mudah2an semuanya bisa selese tepat waktu ya!

I want to be NORMAL, is that too much, Lord?